Selasa, 02 September 2008

Polisi Menangkap Pencuri Alat

Pemantau Aktivitas Gunung
KOMPAS/ANTONY LEE / Kompas Images
Kepala Kepolisian Wilayah Surakarta Komisaris Besar Taufik Ansorie (kiri) memeriksa barang bukti berupa sel surya di Markas Polres Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (2/9). Barang bukti berupa sembilan lempeng sel surya ini dicuri oleh lima pelaku dari Pos Pengamatan Kawah Woro, Gunung Merapi, pertengahan Juli lalu.

Diunduh dari Harian KOMPAS, Rabu, 3 September 2008.

BOYOLALI, KOMPAS - Kepolisian Resor Boyolali, Jawa Tengah, membekuk empat warga yang diduga mencuri alat pendukung seismograf yang berfungsi memantau aktivitas Kawah Woro, Gunung Merapi. Polisi menemukan sembilan sel surya yang jadi sumber energi pos pemantauan, tetapi tiga aki kering dan handy talky sudah dijual pelaku.

Kepala Kepolisian Wilayah Surakarta Komisaris Besar Taufik Ansorie didampingi Kepala polres Boyolali Ajun Komisaris Besar Agus Suryo Nugroho, Selasa (2/9), menyesalkan tindakan para pencuri karena bisa membahayakan masyarakat mengingat fungsi alat ini sebagai sistem peringatan dini. Saat ini polisi mengejar satu pelaku lain yang masih buron.

Akibat pencurian pada 15 Juli itu, seismograf di puncak Merapi di Kabupaten Boyolali tidak berfungsi karena tidak ada pasokan energi. Sementara itu, kabel di menara pemancar sepanjang 15 meter raib.

Energi berasal dari sembilan sel surya yang menyerap energi matahari kemudian dialirkan ke aki kering. Hal ini menjadi sumber energi untuk mengaktifkan seismograf dan handy talky (HT). HT terhubung dengan menara pemancar untuk memantau suara gemuruh dari kawah.

Penangkapan pertama terjadi pada 13 Agustus terhadap tersangka Kuat Tiyono (36), Sriyono (32), dan Temu (44). Mereka adalah warga Dusun Gumuh, Desa Mriyan, Kecamatan Musuk, Boyolali. Dari pengakuan pelaku, polisi menemukan dua lempeng sel surya yang disembunyikan di jurang yang berjarak 300 meter dari rumah Sriyono.

Kemudian polisi menangkap Pardi (31) di Parakan, Magelang, pada 29 Agustus. Polisi masih mengejar Komet yang diduga sebagai otak pencurian.

Pardi mengaku diajak Komet mengambil tiga aki kering, tujuh lempeng sel surya, satu unit HT dan 15 meter kabel. Dua lempeng sel surya yang tersisa ditinggal di lokasi. Saat petugas pemantau di Kecamatan Selo, Boyolali, memeriksa ke puncak, dia menemukan peralatan berantakan dan hanya tersisa dua sel surya.

Saat polisi naik sehari kemudian, dua sel surya yang tersisa juga raib. Sel surya tersebut ternyata dibawa oleh ketiga pelaku yang belakangan melintasi daerah itu.

Menurut Kuat, dia dan dua temannya menemukan dua sel surya saat mencari tanaman obat. Lempengan berbentuk seperti papan dengan panjang 120 sentimeter dan lebar 50 sentimeter ini, menurut Kuat, akan digunakan untuk membuat meja.

”Kami menyesalkan minimnya penjagaan terhadap alat vital ini. Dalam waktu dekat, kami akan mengembalikan alat-alat ini ke Balai Penyelidikan dan Penelitian Kegunungapian di Yogyakarta agar seismograf bisa segera berfungsi,” kata Taufik. (GAL)

[ Kembali ]


Tidak ada komentar: